Jumat, 06 Februari 2009

Untitled

Pagi aku jumpai, tak lagi muram wajahku kini.
Langkah kaki menggerigi jalanan waktu kini.
Hingga esok kuketahui, hingga tak sabarnya hati.
Berbusa-busa dari mulut,
mengajakku menjajaki laut.
Berdering-dering lembut di telinga,
ingin segera kudengar harmonika.
Keringat jiwa bertetesan,
sarankan hari yang terang,
cerah terangi warna hati.
Hingga datangnya malam, ku kobarkan semangat pelajar.
Yang niatnya tak kunjung padam,
tak terkejar.
Kunang-kunang menggema dalam mataku,
membuatku penasaran.
Membuatku tak tidur pulas hingga akhir pekan.

Rabu, 04 Februari 2009

Ya Allah Mudahkanlah

Ya Allah Ya Rahman,
mudahkanlah hamba
dalam menjalani kehidupan fana,
dari fajar hingga petang datang mengekang.

Ya Allah Ya Rahman,
percikkanlah hamba
air ketenangan surga,
agar tak lain tak bukan,
meyakinkan hamba kehidupan ini fana.

Ya Allah Ya Rahman,
tegakkanlah hati hamba.
Kadang tergoyah, teracuni fakta,
belum teruji pula kebenarannya
yang muncul dari barat laut hingga tenggara.

Amiin, Ya Allah ya rabbal aalamiin

Beginilah Kita

Beginilah kita bersedih
Membawa perasaan itu ke hati
Menatap hina diri sendiri

Pohon berbicara
Mengoceh tentang diri kita
"Inikah dunia?
Yang tidak lagi hutan merata?
Yang serakah adalah manusia?
Sungguh akan berakhir nista."

Hewan mendengkur,
Kini tidak lagi sejuk
"Manakah yang suci hatinya?
Untuk dunia,
tempat tinggal kita?
Hai kaum berakal
Selalu ada karma."

Beginilah kita bersedih
Membawa kata-kata itu hingga ulu hati
Kelu sekali

Indonesia?

Manakah Indonesia?
Yang karung goni sandangnya,
tertindas belaka?

Manakah Indonesia?
Yang dulu kembang kempis hidungnya,
menjunjung tinggi merdeka?

Manakah Indonesia?
Para golongan muda,
terpelajar pekikannya?

Manakah Indonesia?
Yang nelayan kalbu hatinya,
hingga pulang semangat jua?

Manakah Indonesia?
Yang agraris jiwanya,
swasembada pangan julukannya?

Ke manakah Indonesia?
Harta tak bagi rata,
utang biasa dibangga-bangga.

Ke manakah Indonesia?
Terima-terima saja reputasinya,
tak lagi bermoral kredibilitasnya.