Rabu, 30 April 2008

Kenangan Haru Album Biru

Kutemukan kenangan haru dalam ingatanku. Selama dan sekilas, tapi nyata dan merdu. Berputar dan berputar. Untuk aku sadari, bahwa dunia tak selalu semerdu kenanganku. Dunia penuh lika-liku, dengan bayangan-bayangan semu.

Ku diingatkan oleh kenangan tentang album biru. Album lautanku, dulu. Di mana asal muasalku. Ah, perkembanganku agaknya memang sudah jauh. Sudah bisa merangkul nada-nada melankonis puisi. Dentuman ritmis cerpenis. Ah, kuungkapkan dengan hidup dan hidup.,dan terasa berdegup-degup, berdetak-detak...

Perkembangan yang mulai menimbun,
membukit dan menggunung.

Memang terlihat bernada,
Terasa nikmat bermelodi.
Dan mataku,
selalu rasanya
berdetak-detak,
berdegup-degup lagi...
Seolah tiada henti...

Dan Kita Bertemu lagi, 9-E

Sudah sejak lama kita bersama. Keheningan selalu tersingkirkan. Senyuman, tertawa sampai perut-perut panas. Pekerjaan selalu rapih terolesi. Kadang juga terobeki. Dentuman pita suara merona wajah kelas kita. Bersoleki ketampanan dan kecantikan kita. Narsisnya...

Perpisahan tak slalu membungkam mulut kita. Tak selalu menghalangi kerasnya pita suara yang berdentum-dentum, berdegup kencang, merambat dari dinding ke dinding, kelas-kelas, merekah ke penjuru dunia, pelosok desa, menguapi lautan samudra, mengerasi tanah khatulistiwa, mencerahi gelapnya alam semesta.

Tak selalu merusak kebolehan wajah kita. Wajah yang telah kita bangun dua tahun lamanya. Wajah ketampanan dan kecantikan kita. Keindahan pembangun mental bagi siapa yang melihatnya, hinggap di daunnya, dan mengisap saripatinya. Akarnya kuat, berdiri kokoh dan tegap. Daunnya hijau lembab, mengasrikan yang telah tertanam. Buahnya melahirkan generasi mendatang, mengenang generasi lama.

Dan bila perpisahan menjemput kita
9-E,
kita akan
Kita bertemu lagi,
dengan segala perubahan yang terjadi.

Rabu, 23 April 2008

Cinta di langit malam

Cintaku berada di langit malam
yang menghiasi gemerlap bintang dan rembulan
Tak tahu dari mana ke mana dia terbang
Tak tahu dia sudah hilang
Tak bosan kutatap langit malam
Hingga tenggelam dari pandangan

Langit Malam

Ku menemui malam yang sepi
Malam yang terlihat bintang
kegelapannya tak menghalangi
Begitu indah taktertandingi

Satu, dua,tiga lebih banyaknya
kedap kedip tanda kehidupannya
Dan cahayanya tak menyilaukan mata
Rembulan namanya

Rembulan merajaipemandangan langit malam
Prajurit gemerlap cahaya seakan menjaganya
Dari penjagaan kesunyian

Kamis, 17 April 2008

Korupsi

Beginilah korupsi
Permintaan merentet tiada henti
Selalu ada yang menanti
Untuk dibenci

Larilah ke mana, korupsi
Kau selalu di sini
Mengukir sejarah bertali-tali
Dengan bertuli-tuli
Materi warga dierati
Merasa dosa didirinya tak terpatri

Tertawalah, korupsi
Terasa tak dihakimi
Menari berkali-kali
Tercapai harapan hati

Sadarlah, korupsi
Kau bunga bangkai kami
Cara jitu bekerja kini
Hingga mereka mati
Konyol sekali

Naudzubillahi mindzalik!

Rabu, 16 April 2008

Ganti lagi

Kurikulumku KBK
Ku berlari lagi
Dan berganti KTSP
Kali ini sudah capai

Dulu 1999
Lalu ganti lagi
Makin tua makin ganti
Dan terkadang makin pusing

Standar UN naik juga
Makin tua makin besar
Ku pikir lagi
Kalau punya anak besar
Dia tersiksa nanti

IPA turut serta
Seakan menjadi pintar
Seakan aku tahu
Aku memang terkadang pintar

Ah,
Apakah aku akan disuruh lagi?
Aku muntah nanti




Senin, 14 April 2008

Ketika ku memeluk Al-Quran

Aku tak tahu tujuanku
Aku tak tahu arahku
Aku tak tahu isi hatiku
Bermacam karatan telah memaku

Bersarang kegelisahan
Merajut kebimbangan
Mengakui kesulitan
Mengikis hati yang mengerat

Aku hampir jatuh
Hatiku hampir remuk
Pikiranku tercambuk
Oleh berjuta-juta pertanyaan yang kian merasuk

Ketika ku memeluk Al-Quran
Hatiku tak lagi bimbang
Jalan cahaya melayaniku lembut

Hawa dingin sejuk menyelimuti hati
Ketentramannya masuk begitu saja
Tak dapat dihindari, dipungkiri

Pikiranku terobati
Mataku tertutup
Langkahku melemah
Badanku... Badanku bergemetaran
Hingga menyambut
Dan mengiringi cahaya indah
dari An-Nur yang memancarkan
Nur-nya ke dalam lubuk hatiku

Terurai
Terjun
Terwarna
Tereloki
Tersayangi
Terhampiri
Terindah

Sekarang,
Kegelisahanku adalah kelapanganku
Tujuan hampaku adalah harapan kuatku
Isi hatiku adalah tempat cahaya bersandar

Nikmatnya begitu terasa
Ayat-ayatnya mengikat dasar lubuk hati
Yang dulu tak menentu ini